Sunday, October 7, 2012

Hujan.

Bandung hujan. Jemuran gue basah semua, padahal gue lagi di kosan temen gue jadi nggak bisa menyelamatkan mereka. Menyebalkan.

Dari kecil, gue nggak terlalu suka sama hujan. Walaupun hujan bisa ngasih air buat pohon-pohon yang kekeringan, tapi gue sering ngerasa direpotin sama hujan. Hujan bisa bikinn rencana gagal, hujan bikin mager, hujan sering kali bikin gue sedih. Ironis, karena gue lahir pas hujan, setelah sebulan nggak hujan-hujan.

Gue hari ini... hancur. Sedih. Gue ngga tau mau cerita sama siapa. Tau nggak saat-saat lo mau cerita ke seseorang tapi mereka terlalu sibuk ama urusan mereka sendiri? Iya, itu yang gue rasain sekarnag. Menyebalkan, melelahkan. Lucu karena saat mereka yang butuh, gue harus selalu ada. Tapi nggak boleh ngeluh kan ya? Semuanya kan harus dijalanin dengan ikhlas.

Gue nggak suka hujan karena banyak hal yang mengingatkan gue sama seseorang. Entah kenapa banyak kenangan di antara kami berdua yang berhubungan dengan hujan. Dan orang itu adalah penyebab utama luluh lantaknya hati gue hari ini. Terimakasih. Gue sih yang salah, hobi banget cari penyakit. Walaupun niat awalnya bukan itu, tapi harusnya gue sadar kalo intensitas berhubungan yang tinggi bisa bikin perasaan kebawa-bawa. Gue batu banget, seperti biasa. Kebanyakan nyari alasan, pembenaran untuk semua kelakuan gue. Lucu, karena persis setahun yang lalu, di bulan yang sama, gue ngalamin sakit hati yang lama, walaupun nggak seakut sekarang, karena orang yang persis sama. Menyebalkan. Keledai aja nggak jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya, gue malah kayak gitu. Bodoh. Bodoh karena gue pikir kami bisa jadi teman biasa, padahal ternyata hati gue terlalu rentan.

Oktober baru seminggu, tapi aroma sialnya udah mulai kerasa dari sekarang. Kenapa? Apa yang salah? Untuk pertama kalinya gue nggak semangat menyambut Oktober, terlebih setelah apa yang terjadi tahun lalu. Traumatis.

No comments:

Post a Comment