"Mari berlelah-lelah, karena manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang."
- Imam Syafi'i.
I dedicated this post for you. Untuk kamu, siapapun yang sedang berjuang mengejar cita-cita. Untuk kamu, yang sedang merasa jenuh, lelah, dan ingin menyerah. Untuk kamu, yang sedang mengumpulkan sisa-sisa semangat untuk berjuang. Terutama untuk yang lagi nyari kuliah. Yes I know this kinda late but better late than never, right?
Gue selalu suka quotes di atas. Sejujurnya gue punya sangat banyak quotes bertema berjuang-untuk-sebuah-kesuksesan. But I personally love that one. Kenapa? Mungkin karena kata-kata itu mengingatkan bahwa ada hikmah dari sebuah perjuangan. Yah sebenernya di quotes yang lain juga ada sih tapi gatau, gue kena banget sama yang itu. Bisa juga karena gue dapet kata-kata ini waktu lagi nge-down banget.
Jadi minggu lalu, gue chat sepupu gue, karena minggu lalu ada pengumuman SNMPTN. Dia bilang dia nggak diterima. Terus dia cerita betapa sedih dan malunya dia karena belum keterima sementara temen-temennya banyak yang keterima. Padahal peringkat dia di atas beberapa temennya. Cuma karena dia milih universitas X yang memang sangat banyak peminatnya. Sementara temen-temennya keterima di universitas lain yang peminatnya nggak sebanyak si X ini. Dia cerita, sebenernya gurunya nyaranin buat daftar di universitas lain aja, karena pasti keterima di yang lain. Tapi dia nggak mau, karena dia maunya emang di X.
Dan kalau kamu juga punya alur cerita yang mirip dengan sepupuku, let me tell you this. Lo nggak salah. Nggak ada yang salah dengan mengejar impian lo. Gue inget banget waktu SMA, probabilitas gue masuk di tempat kuliah gue hampir mendekati nol. Yah orang super pemales dulu, kerjaannya main hp doang huf. (Gue jadi mikir dulu gue ngapain aja di sekolah kalo bukan belajar). Riset gue menyatakan bahwa kalo lo "main aman" dengan milih sesuatu cuma biar cepet keterima, pas kuliah kalian malah nyesel. Nyesel karena nggak memperjuangkan yang lo mau, tapi cuma sekedar biar cepet dapet. Yah mungkin itu berhubungan dengan strategi juga sih, balik lagi ke masing-masing. Tapi percayalah, lebih baik kejar dan gagal daripada menyesal di kemudian hari. Seenggaknya lo pernah berusaha untuk mencoba mencapai yang lo pengenin.
Cari cadangan mah tetep. Tapi ngeset target lo buat setinggi-tingginya tuh nggak salah. Percayalah, gue sempet jiper banget waktu tau temen-temen gue yang gak keterima undangan buat ke ITB langsung gak jadi milih ITB buat ujian tertulisnya. Gue bahkan sempet kepikir buat milih yang lain aja, karena gue mikir "Kalo mereka aja jiper, gimana gue yang undangan pun nggak dapet." Tapi orang tua gue bilang, jangan gitu. Cobain aja. Siapa yang tau rezeki orang. Dan setelah dipikir lagi, bener banget. Kenapa harus takut kalo emang udah usaha dan berdoa?
I know you'll be like, "Yah lo enak soalnya ternyata keterima. Kalo gak keterima gimana?" Tapi, ayo kembali lagi ke pedoman hidup kita semua, yaitu Al-Qur'an, untuk pembahasan ini bisa diliat QS 2:216. Artinya cari sendiri, cuma kurang lebih seperti ini: yang kamu suka belum tentu baik untukmu, yang kamu benci belum tentu buruk untukmu. Bisa aja dengan masuk di yang lo pengenin, nanti malah jadinya nggak baik buat diri lo sendiri. Dan percayalah, Allah keeps something away from us in order to give us something better.
Dan kalian (mungkin) akan bilang hal lain, "Lo enak karena nggak ngerasain ditolak buat kuliah. Ini tuh hancur banget ditolak undangan, terus harus ikut ujian lagi." Huf. For someone with pride as high as me, gak masuk list orang yang nggak keterima undangan aja udah bikin terpukul. Walaupun gue nggak pernah nunjukin di depan semua orang, bahkan orang tua gue sendiri. I cried, a lot. Ini pertama kalinya gue ngaku kalo gue sedih banget nggak masuk list undangan. Ya bayangin aja, satu jalur untuk kuliah udah pasti ketutup buat gue. Apa lagi yang gue mau cuma terima lewat undangan dan tulis, berarti usaha gue cuma bisa lewat tertulis. Dan jangan salah, waktu SD ke SMP dan SMP ke SMA, gue ditolak ama sekolah pilihan pertama gue. Apalagi waktu SD, rasanya sebuah kegagalan besar karena gue gak pernah keluar dari 10 besar dan tiba-tiba orang yang di bawah gue bisa keterima di sekolah yang gue mau sementara gue nggak. Untuk anak kecil, kegagalan kaya gitu (dan waktu itu orang tua gue secara terang-terangan bilang kecewa ke gue) sangat sangat sangat menghantam diri. Gue sempet kok ngerasa jiper pas ketemu temen SD gue yang keterima sekolah yang gue pengen.
Mungkin kamu bisa bilang, "Ya beda, itu kejadian jaman sekolah. Sekarang buat kuliah." Tapi in the end akan sama aja, it's a failure. Dan orang yang berhasil adalah orang yang bisa bangkit dari kegagalan (walaupun berkali-kali gagal) tanpa kehilangan antusiasmenya. Jangan stuck sama satu kegagalan, tapi fokus sama tujuan lo. Kenapa? Karena kalo stuck sama hal tersebut, kapan majunya? Living in the past kills your future (Habeeb Akande). Dan lo akan kehilangan apa yang ada di depan lo kalo lo terlalu fokus sama sesuatu yang udah lewat. Belajar dari masa lampau, tapi jangan disesalin terus-terusan. Boleh sedih, tapi jangan lama-lama. Karena waktu terus berjalan, kalo sedih terus, kapan bangkitnya?
Jadi, sebelum terlambat, sebelum semua jalan menuju impian lo tertutup habis, keep trying. Mungkin usaha lo selama ini kurang keras. Mungkin doa lo kurang banyak. Dan masih banyak kemungkinan lainnya. But don't stop. Yang nggak boleh itu menyerah, baik sama keadaan maupun sama kenyataan. I got this good advice from Brittani (ANTM), "Right when you're ready to give up, something great really, really happens." Dan pada akhirnya, seperti quotes di atas, manisnya hasil terasa setelah berlelah berjuang :-)
---
PS. I have this weird habit, I collect quotes that reflected my situation. So yeah, wajar kalo post ini banyak quotes-nya karena ini gue kumpulkan selama gue stress menghadapi ujian-ujian mau masuk kuliah.
SETUJU.
ReplyDelete